Feature Top (Full Width)

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadalah ayat 11).

Kamis, 06 November 2014

KOMUNIKASI NON VERBAL



      A.      PERMASALAHAN
Dalam kehidupannya manusia tidak lepas dari peran orang lain untuk hidup lebih baik. Hubungan antarmanusia dijalin dengan cara berkomunikasi. Komunikasi adalah pertukaran informasi antar individu untuk menyelesaikan tugas masing-masing. Tugas yang dimaksud disini adalah kepentingan-kepentingan yang dimiliki setiap manusia yang ingin di wujudkan. Tentu saja kepentingan-kepentingan ini memerlukan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya. Contohnya seorang mahasiswa memerlukan sebuah buku sumber untuk menyelesaikan tugasnya maka ia berkomunikasi dengan pustakawan apakah ia bisa menememukan buku yang dimaksud.
Komunikasi diidentikan dengan kata-kata atau kalimat. Tak jarang sebagian kita menggunakan pilihan kata/kalimat yang baik untuk menampilakan kesan/persepsi yang baik kepada orang lain. Namun terkadang kita lupa bahwa ada cara berkomunikasi lainnya yang dapat menjadi acuan dalam mengambil keputusan, yaitu komunikasi non verbal. Contohnya dalam kita lihat dalam sebuah serial televise Mr. Bean. Serial ini merupakan fenomena di industry hiburan dunia dimana serial ini sangat minim menggunakan kata-kata dari aktornya untuk mejelaskan sesuat namun penonton paham tetang apa yang sedang dilakukan dan dipikirkan Mr. Bean. Seperti yang diketahui komunikasi verbal bisa saja di setting  sedemikian rupa orang pelaku. Beberbeda dengan komunikasi non verbal yang timbul secara alami dan spontan melalui rangsangan-rangsangan tertentu.
Lalu apakah komunikasi non verbal itu? Apa saja yang termasuk komunikasi non verbal? Dan bagaimana cara membaca komunikasi verbal yang dikirimkan oleh seseorang? Makalah ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar tentang komunikasi non verbal. Karena terampil dalam berkomunikasi non verbal bagi seseorang sama pentingnya dengan terampil dalam berkomunikasi verbal dengan orang lain.

     B.     PEMBAHASAN
Saat seseorang menyampaikan sesuatu tak jarang kita tidak hanya memperhatikan apa yang ia katakana, tetapi pada saat yang sama kita juga memperhatikan bagaimana ia mengakatan. Apakah menggunakan kalimat kasar atau halus, dengan nada tenang atau tinggi, bagaimana bahasa tubuhnya dan emosinya. Pemilihan kalimat, nada suara dan bahasa tubuh merupakan bagaian dari komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal adalah semua isyarat yang bukat kata-kata (Deddy Mulyana, 203 :343).
Bahasa non verbal sebagaimana bahasa verbal jarang memiliki makna denotative yang tunggal. Misalnya yang dicontohkan oleh Deddy Mulyana (2013:342) bahwa seseorang yang melihat mata orang lain saat berbicara dapat dimaknai sebagai afeksi dalam suatu situasi dalam dalam situasi lain dalam bermakna merupaka suatu agresi. Memaknai bahasa non verbal semakin rumit terutama apabila kita menggunakan pertimbangan budaya.

Fungsi Komunikasi Non Verbal
 Secara teoritis komunikasi non verbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal. Namun tidak begitu dalam prakteknya. Contohnya ketika kita mengatakan tidak secara spontan dan reflek kepala kita juga menggeleng. Walaupun komunikasi verbal dan non verbal tidak memiliki struktur yang pasti akan tetapi ada 3 perbedaan pokok yang di ungkap oelh Deddy Mulyana (2013 :348), yaitu :
1.      Saluran perilaku verbal adalah saluran tunggal, perilaku non verbal bersifat multisaluran.
2.      Pesan verbal terpisah-pisah sedangkan pesan non verbal sinambungan.
3.      Komunikasi non verbal mengandung muatan emosional dibandingkan komunikais verbal.
Dilihat dari fungsinya Paul Ekman dalam Mulyana (2013:349) menyebutkan ada 5 fungsi komunikasi non verbal yang dapat dilukiskan dari perilaku mata :
1.      Emblem. Gerakan mata tertentu yang merupakan symbol memiliki kesetaraan dengan symbol verbal. Contohnya mengedipkan mata dapat bermakna “saya tidak sungguh-sungguh”.
2.      Ilustrator. Pandangan ke bawah yang menunjukan depresi atau kesedihan.
3.      Regulator. Kontok mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
4.      Penyesuaian. Kedipan mata yag meningkat letila seseorang berada dalam tekanan.
5.      Affect Display. Pembesaran pupil mata menunjukan peningkatan emosi. Isyarat wajah menunjukan rasa takut, cemas, senang, dll.
Dalam perilaku verbal, perilaku non verbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1.      Perilaku non verbal dapat mengulangi perilaku verbal, contoh seseorang mengatakan “ya” seraya mengangguk.
2.      Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Contoh kita melambaikan tangan sambil mengucapkan “sealamat jalan”.
3.      Perilaku verbal dapat mengantikan perilaku verbal. Contoh mengantikan kata tidak dengan cara menggoyangkan telapak tangan mengarah ke depan.
4.      Perilaku non verbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya seseorang guru membereskan buku-bukunya itu pertanda jam mengajarnya sudah selesai.
5.      Perilaku non verbal dapat membantah perilaku verbal. Misalnya seorang istri menakan kepada suami tentang pakaiannya, si suami mengatakan bagus, padahal si suami sedang membaca koran tanpa melihat si istri.
Klasifikasi Pesan Nonverbal
Menurut Ray L. Birdwhistell, 65% dari komunikasi tatap muka adalah non verbal. Berikut ini ada beberapa bahasa non verbal yang dapat diamati yang memberikan makna-makna tertentu.
1.      Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh yang dapat diamati dan menjadi sebuah bahasa non verbal antara lain :
a.        Isyarat tangan. Contohnya tangan/jari yang ditempel di bibir pertanda diam atau saat guru mengajukan pertanyaan pada siswa, dan siswa berebut menjabat dengan mengacungkan telunjuk ke atas seraya berkata “saya”. Makna dalam penggunaan isyarat tangan ini bisa berbeda-berbeda pada tiap budaya.
b.      Gerakan Kepala
Di beberapa negara, seperti Indonesia dan Inggris menggelengkan kepala dimaknai dengan kata “tidak”  sedangkan di India dan Uni Emerit Arab menggelengkan kepala berarti “tidak”.
c.       Postur Tubuh dan Posisi Kaki
Postur tubuh sering bersifat simbolik. Beberapa postur tubuh mengasosiasikan dengan status sosial dan agama tertentu. Selain itu postur tubuh mempengaruhi citra diri. Misalnya orang yang bertubuh gemuk di citrakan sebagai orang malas dan tenang, tubuh kurus dicitrakan orang yang introvert yang lebih menyenangi aktivitas mental dari pada aktifitas fisik. Cara berjalan pun memberikan pesan kepada orang lain. Contoh seseorang yang berjalan lambat member kesan loyo dan lemah, seseorang yang berjalan tegap terkesan percaya diri. Posisi kaki juga member banyak makna dalam pesannya. Misalnya seorang wwanita yang merenggangkan kaki di anggap isyarat wanita tuna susila, atau tentang menyilangkan kaki, dalam beberapa busada menyilangkan kaki di anggap tidak sopan di sis lain dianggap sebagai suatu keanggunan jika seorang wanit duduk sambil menyilangi kakinya.
d.       Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata
Tak dipunggkiri lagi bahwa komunikasi non verbal yang paling banyak digunakan adalah ekspresi wajah terutama tatapan mata. Perubahan sedikit saja pada mimic wajah memberikan arti besar dalam menyampaikan pesan. Birdwhistell dalan Mulyana (2013 :372) bahawa terdapat 23 cara berbeda dalam mengangkat alis dan masing-masing memilki makna yang berbeda.
Kontak mata juga memiliki fungsi dalam komunikasi antrapribadi. Setidaknya ada 2 fungsi yang di jelaskan oleh Mulyana yaitu fingsi pengatur, yaitu memberitahu orang apa yang akan dilakukan orang tersebut dan fungsi ekspresi untuk memberitahu perasaan anda kepada orang lain.
2.      Sentuhan
Studi yang mempelajari sentuh menyentuh disebut dengan haptika. Sentuhan merupakan perilaku non verbal yang multitafsir dan dapat mengantikan seribu kata. Sentuhan ini dapat berupa tamparan, pukulan, cubitan, pelukan, senggolan, jabatan tangan hingga sentuhan lembut sekilas. Sentuhan bermakna “kekuasaan” apabila seseorang yang berstaus sosial tinggi menyentuh orang lain yang berstatus sosial rendah, contoh orang tua menyentuh anak, guru menyentuh murid,dll. Sentuhan tidak bersifat acak melainkan suaty strategi  komunikasi yang penting. Menurut Heslin ada 5 kategori sentuhan, yaitu :
a.       Fungsional Profesional. Sentuhan ini bersifat dingin dna berorientasi bisnis. Contohnya pelayan took yang melayani pelanggan memilih pakaian.
b.      Sosial sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dna memperteguh pengharapan, aturan dna praktek sosial yang berlaku, misalnya berjabat tangan.
c.       Persahabatan kehangatan. Sentuhan ini meliputi setiap sentuhan yang menyatakan hubungan akrab, misalnya dua orang yang saling merangkul setelah mereka lama berpisah
d.      Cinta keintiman, yaitu sentuhan yang bermakna keterikantan emosional atau ketertarikan. Misalnya anak yang mencium pipi orang tua, atau seseorang yang memeluk orang lain dengan erat.
e.       Rangsangan seksual. Sama dengan kategori cinta dan keintiman, namun ini bermotif seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta dan keintiman.
3.      Parabahasa
Parabahasa atau vokalika merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, tinggi-rendah suara, volume suara, intonasi dan kejelasan suara.setiap karakteristik suara mengintrepretasikan emosi seseorang. Menurut Mehrabian dan Ferris parabahasa adalah hal terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaian perasaan dan emosi.
4.      Penampilan Fisik
a.       Busana
Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai kenyaman, tujuan pencitraan semua itu mempengaruhi cara kita berdandan. Seperti warga Negara yang memeliki 4 musim memiliki cara berpakaian yang berbeda tiap musimnya. Selain itu kita menggunakan busana-busana tertentu dalam fase-fase penting dalam hidup, seperti menggunakan pakaian toga ketika wisuda atau menggunakan pakaian pengantin tradisional saat menikah. Wanita muslim yang menggunakan jilbab yang terturai menutupi dada di asumsikan wanita solehah dibandingkan dengan wanita muslim yang tidak menggunakan jilbab.
b.      Karakter Fisik
Karakter fisik seseorang juga member pesan kepada orang lain. Contoh Seorang pria muslim yang berjenggot di asumsikan sebagai orang yang fanatic dan fundamentalis. Bahkan saat ini pria berjenggot dan wanita bercadar di anggap sebagai tetoris
c.       Bau-bauan
Kita dapat menduga bagaimana sifat seseorang dari bau-bauan yang digunakannya. Bau kemenyan tiap malam jumat pada suatu rumah mengkomunikasikan kepercayaan yang dianut oleh penghuni rumah tersebut. Bau tubuh memang sangat sentitid. Kita enggan berdekatan dengan orang yang bau badan, bau ketiak apalagi bau mulut. Untuk itu sebagaian besar wanita modern sengaja menggunakan parfum dalam bergaul tujuannya adalah untuk disenangi semua orang terutama untuk menarik lawan jenis.

Selain hal-hal di atas, komunikasi non verbal dapat dibaca/diamati melalui orientasi ruang dan jarak pribadi yang meliputi posisi duduk dan pengaturan ruangan. Warna yang mampu mengambarkan suasana hati dengan menggunakan warna-warna tertentu, dan artefak yang dihasilkan oleh manusia. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa komunikasi non verbal merupakan suatu hal yang rumit untuk dipahami dan memiliki multitafsir dalam setiap tampilannya yang dipengaruhi budaya dan kebiasaan pembawanya. Kita sebagai manusia sebagai makhluk yang berkomunikasi harus belajar dalam memahami baik komunikasi verbal maupum komunikasi non verbal agar tujuan komunikasi tercapai yaitu persamaan persepsi antara komunikator dengan komunikan.


       C .    KESIMPULAN
1.      Komunikais Non verbal memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a.       Emblem. Gerakan mata tertentu yang merupakan symbol memiliki kesetaraan dengan symbol verbal. Contohnya mengedipkan mata dapat bermakna “saya tidak sungguh-sungguh”.
b.      Ilustrator. Pandangan ke bawah yang menunjukan depresi atau kesedihan.
c.       Regulator. Kontok mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
d.      Penyesuaian. Kedipan mata yag meningkat letila seseorang berada dalam tekanan.
e.       Affect Display. Pembesaran pupil mata menunjukan peningkatan emosi. Isyarat wajah menunjukan rasa takut, cemas, senang, dll.
2.      Ada hal-hal yang dapat kita perhatikan dan dapat dijadikan pedoman dalam memahami komunikasi non verbal, diantaranya bahasa tubuh, sentuhan, parabahasa dan penampilan fisik.

     D.    RUJUKAN
      Deddy Mulyana. 2013.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosada

1 komentar: