A.
PERMASALAHAN
Dalam kehidupannya manusia tidak lepas dari peran
orang lain untuk hidup lebih baik. Hubungan antarmanusia dijalin dengan cara
berkomunikasi. Komunikasi adalah pertukaran informasi antar individu untuk
menyelesaikan tugas masing-masing. Tugas yang dimaksud disini adalah
kepentingan-kepentingan yang dimiliki setiap manusia yang ingin di wujudkan.
Tentu saja kepentingan-kepentingan ini memerlukan bantuan orang lain untuk
menyelesaikannya. Contohnya seorang mahasiswa memerlukan sebuah buku sumber
untuk menyelesaikan tugasnya maka ia berkomunikasi dengan pustakawan apakah ia
bisa menememukan buku yang dimaksud.
Komunikasi diidentikan dengan kata-kata atau kalimat.
Tak jarang sebagian kita menggunakan pilihan kata/kalimat yang baik untuk
menampilakan kesan/persepsi yang baik kepada orang lain. Namun terkadang kita
lupa bahwa ada cara berkomunikasi lainnya yang dapat menjadi acuan dalam
mengambil keputusan, yaitu komunikasi non verbal. Contohnya dalam kita lihat
dalam sebuah serial televise Mr. Bean. Serial ini merupakan fenomena di
industry hiburan dunia dimana serial ini sangat minim menggunakan kata-kata
dari aktornya untuk mejelaskan sesuat namun penonton paham tetang apa yang
sedang dilakukan dan dipikirkan Mr. Bean. Seperti yang diketahui komunikasi
verbal bisa saja di setting sedemikian rupa orang pelaku. Beberbeda dengan
komunikasi non verbal yang timbul secara alami dan spontan melalui
rangsangan-rangsangan tertentu.
Lalu apakah komunikasi non verbal itu? Apa saja yang
termasuk komunikasi non verbal? Dan bagaimana cara membaca komunikasi verbal
yang dikirimkan oleh seseorang? Makalah ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan
dasar tentang komunikasi non verbal. Karena terampil dalam berkomunikasi non
verbal bagi seseorang sama pentingnya dengan terampil dalam berkomunikasi
verbal dengan orang lain.
B.
PEMBAHASAN
Saat seseorang menyampaikan sesuatu tak jarang kita
tidak hanya memperhatikan apa yang ia katakana, tetapi pada saat yang sama kita
juga memperhatikan bagaimana ia mengakatan. Apakah menggunakan kalimat kasar
atau halus, dengan nada tenang atau tinggi, bagaimana bahasa tubuhnya dan
emosinya. Pemilihan kalimat, nada suara dan bahasa tubuh merupakan bagaian dari
komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal adalah semua isyarat yang bukat
kata-kata (Deddy Mulyana, 203 :343).
Bahasa non verbal sebagaimana bahasa verbal jarang
memiliki makna denotative yang tunggal. Misalnya yang dicontohkan oleh Deddy
Mulyana (2013:342) bahwa seseorang yang melihat mata orang lain saat berbicara
dapat dimaknai sebagai afeksi dalam suatu situasi dalam dalam situasi lain
dalam bermakna merupaka suatu agresi. Memaknai bahasa non verbal semakin rumit
terutama apabila kita menggunakan pertimbangan budaya.
Fungsi Komunikasi Non Verbal
Secara teoritis
komunikasi non verbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal. Namun tidak
begitu dalam prakteknya. Contohnya ketika kita mengatakan tidak secara spontan
dan reflek kepala kita juga menggeleng. Walaupun komunikasi verbal dan non
verbal tidak memiliki struktur yang pasti akan tetapi ada 3 perbedaan pokok
yang di ungkap oelh Deddy Mulyana (2013 :348), yaitu :
1. Saluran
perilaku verbal adalah saluran tunggal, perilaku non verbal bersifat
multisaluran.
2. Pesan
verbal terpisah-pisah sedangkan pesan non verbal sinambungan.
3. Komunikasi
non verbal mengandung muatan emosional dibandingkan komunikais verbal.
Dilihat dari fungsinya Paul Ekman dalam
Mulyana (2013:349) menyebutkan ada 5 fungsi komunikasi non verbal yang dapat
dilukiskan dari perilaku mata :
1. Emblem.
Gerakan mata tertentu yang merupakan symbol memiliki kesetaraan dengan symbol
verbal. Contohnya mengedipkan mata dapat bermakna “saya tidak sungguh-sungguh”.
2. Ilustrator.
Pandangan ke bawah yang menunjukan depresi atau kesedihan.
3. Regulator.
Kontok mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan
ketidaksediaan berkomunikasi.
4. Penyesuaian.
Kedipan mata yag meningkat letila seseorang berada dalam tekanan.
5. Affect Display.
Pembesaran pupil mata menunjukan peningkatan emosi. Isyarat wajah menunjukan
rasa takut, cemas, senang, dll.
Dalam perilaku verbal, perilaku non
verbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Perilaku
non verbal dapat mengulangi perilaku verbal, contoh seseorang mengatakan “ya”
seraya mengangguk.
2. Memperteguh,
menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Contoh kita melambaikan tangan
sambil mengucapkan “sealamat jalan”.
3. Perilaku
verbal dapat mengantikan perilaku verbal. Contoh mengantikan kata tidak dengan
cara menggoyangkan telapak tangan mengarah ke depan.
4. Perilaku
non verbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya seseorang guru
membereskan buku-bukunya itu pertanda jam mengajarnya sudah selesai.
5. Perilaku
non verbal dapat membantah perilaku verbal. Misalnya seorang istri menakan
kepada suami tentang pakaiannya, si suami mengatakan bagus, padahal si suami
sedang membaca koran tanpa melihat si istri.
Klasifikasi Pesan
Nonverbal
Menurut Ray L. Birdwhistell, 65% dari komunikasi
tatap muka adalah non verbal. Berikut ini ada beberapa bahasa non verbal yang dapat
diamati yang memberikan makna-makna tertentu.
1. Bahasa
Tubuh
Bahasa tubuh yang dapat
diamati dan menjadi sebuah bahasa non verbal antara lain :
a. Isyarat tangan. Contohnya tangan/jari yang
ditempel di bibir pertanda diam atau saat guru mengajukan pertanyaan pada
siswa, dan siswa berebut menjabat dengan mengacungkan telunjuk ke atas seraya
berkata “saya”. Makna dalam penggunaan isyarat tangan ini bisa berbeda-berbeda
pada tiap budaya.
b. Gerakan
Kepala
Di beberapa negara,
seperti Indonesia dan Inggris menggelengkan kepala dimaknai dengan kata
“tidak” sedangkan di India dan Uni
Emerit Arab menggelengkan kepala berarti “tidak”.
c. Postur
Tubuh dan Posisi Kaki
Postur tubuh sering
bersifat simbolik. Beberapa postur tubuh mengasosiasikan dengan status sosial dan
agama tertentu. Selain itu postur tubuh mempengaruhi citra diri. Misalnya orang
yang bertubuh gemuk di citrakan sebagai orang malas dan tenang, tubuh kurus
dicitrakan orang yang introvert yang lebih menyenangi aktivitas mental dari
pada aktifitas fisik. Cara berjalan pun memberikan pesan kepada orang lain.
Contoh seseorang yang berjalan lambat member kesan loyo dan lemah, seseorang
yang berjalan tegap terkesan percaya diri. Posisi kaki juga member banyak makna
dalam pesannya. Misalnya seorang wwanita yang merenggangkan kaki di anggap
isyarat wanita tuna susila, atau tentang menyilangkan kaki, dalam beberapa
busada menyilangkan kaki di anggap tidak sopan di sis lain dianggap sebagai
suatu keanggunan jika seorang wanit duduk sambil menyilangi kakinya.
d. Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata
Tak dipunggkiri lagi
bahwa komunikasi non verbal yang paling banyak digunakan adalah ekspresi wajah
terutama tatapan mata. Perubahan sedikit saja pada mimic wajah memberikan arti
besar dalam menyampaikan pesan. Birdwhistell dalan Mulyana (2013 :372) bahawa
terdapat 23 cara berbeda dalam mengangkat alis dan masing-masing memilki makna
yang berbeda.
Kontak mata juga
memiliki fungsi dalam komunikasi antrapribadi. Setidaknya ada 2 fungsi yang di
jelaskan oleh Mulyana yaitu fingsi pengatur, yaitu memberitahu orang apa yang
akan dilakukan orang tersebut dan fungsi ekspresi untuk memberitahu perasaan
anda kepada orang lain.
2. Sentuhan
Studi yang mempelajari
sentuh menyentuh disebut dengan haptika. Sentuhan merupakan perilaku non verbal
yang multitafsir dan dapat mengantikan seribu kata. Sentuhan ini dapat berupa
tamparan, pukulan, cubitan, pelukan, senggolan, jabatan tangan hingga sentuhan
lembut sekilas. Sentuhan bermakna “kekuasaan” apabila seseorang yang berstaus
sosial tinggi menyentuh orang lain yang berstatus sosial rendah, contoh orang
tua menyentuh anak, guru menyentuh murid,dll. Sentuhan tidak bersifat acak
melainkan suaty strategi komunikasi yang
penting. Menurut Heslin ada 5 kategori sentuhan, yaitu :
a. Fungsional
Profesional. Sentuhan ini bersifat dingin dna berorientasi bisnis. Contohnya
pelayan took yang melayani pelanggan memilih pakaian.
b. Sosial
sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dna memperteguh pengharapan, aturan
dna praktek sosial yang berlaku, misalnya berjabat tangan.
c. Persahabatan
kehangatan. Sentuhan ini meliputi setiap sentuhan yang menyatakan hubungan
akrab, misalnya dua orang yang saling merangkul setelah mereka lama berpisah
d. Cinta
keintiman, yaitu sentuhan yang bermakna keterikantan emosional atau ketertarikan.
Misalnya anak yang mencium pipi orang tua, atau seseorang yang memeluk orang
lain dengan erat.
e. Rangsangan
seksual. Sama dengan kategori cinta dan keintiman, namun ini bermotif seksual.
Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta dan keintiman.
3. Parabahasa
Parabahasa atau vokalika merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, tinggi-rendah suara, volume suara, intonasi dan kejelasan suara.setiap karakteristik suara mengintrepretasikan emosi seseorang. Menurut Mehrabian dan Ferris parabahasa adalah hal terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaian perasaan dan emosi.
Parabahasa atau vokalika merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, tinggi-rendah suara, volume suara, intonasi dan kejelasan suara.setiap karakteristik suara mengintrepretasikan emosi seseorang. Menurut Mehrabian dan Ferris parabahasa adalah hal terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaian perasaan dan emosi.
4. Penampilan
Fisik
a. Busana
Nilai-nilai agama,
kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai kenyaman, tujuan pencitraan semua itu
mempengaruhi cara kita berdandan. Seperti warga Negara yang memeliki 4 musim
memiliki cara berpakaian yang berbeda tiap musimnya. Selain itu kita
menggunakan busana-busana tertentu dalam fase-fase penting dalam hidup, seperti
menggunakan pakaian toga ketika wisuda atau menggunakan pakaian pengantin
tradisional saat menikah. Wanita muslim yang menggunakan jilbab yang terturai
menutupi dada di asumsikan wanita solehah dibandingkan dengan wanita muslim
yang tidak menggunakan jilbab.
b. Karakter
Fisik
Karakter fisik
seseorang juga member pesan kepada orang lain. Contoh Seorang pria muslim yang
berjenggot di asumsikan sebagai orang yang fanatic dan fundamentalis. Bahkan
saat ini pria berjenggot dan wanita bercadar di anggap sebagai tetoris
c. Bau-bauan
Kita dapat menduga bagaimana sifat
seseorang dari bau-bauan yang digunakannya. Bau kemenyan tiap malam jumat pada
suatu rumah mengkomunikasikan kepercayaan yang dianut oleh penghuni rumah
tersebut. Bau tubuh memang sangat sentitid. Kita enggan berdekatan dengan orang
yang bau badan, bau ketiak apalagi bau mulut. Untuk itu sebagaian besar wanita
modern sengaja menggunakan parfum dalam bergaul tujuannya adalah untuk
disenangi semua orang terutama untuk menarik lawan jenis.
Selain hal-hal di atas, komunikasi non verbal dapat dibaca/diamati melalui orientasi ruang dan jarak pribadi yang meliputi posisi duduk dan pengaturan ruangan. Warna yang mampu mengambarkan suasana hati dengan menggunakan warna-warna tertentu, dan artefak yang dihasilkan oleh manusia. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa komunikasi non verbal merupakan suatu hal yang rumit untuk dipahami dan memiliki multitafsir dalam setiap tampilannya yang dipengaruhi budaya dan kebiasaan pembawanya. Kita sebagai manusia sebagai makhluk yang berkomunikasi harus belajar dalam memahami baik komunikasi verbal maupum komunikasi non verbal agar tujuan komunikasi tercapai yaitu persamaan persepsi antara komunikator dengan komunikan.
Selain hal-hal di atas, komunikasi non verbal dapat dibaca/diamati melalui orientasi ruang dan jarak pribadi yang meliputi posisi duduk dan pengaturan ruangan. Warna yang mampu mengambarkan suasana hati dengan menggunakan warna-warna tertentu, dan artefak yang dihasilkan oleh manusia. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa komunikasi non verbal merupakan suatu hal yang rumit untuk dipahami dan memiliki multitafsir dalam setiap tampilannya yang dipengaruhi budaya dan kebiasaan pembawanya. Kita sebagai manusia sebagai makhluk yang berkomunikasi harus belajar dalam memahami baik komunikasi verbal maupum komunikasi non verbal agar tujuan komunikasi tercapai yaitu persamaan persepsi antara komunikator dengan komunikan.
C .
KESIMPULAN
1. Komunikais
Non verbal memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a. Emblem.
Gerakan mata tertentu yang merupakan symbol memiliki kesetaraan dengan symbol
verbal. Contohnya mengedipkan mata dapat bermakna “saya tidak sungguh-sungguh”.
b. Ilustrator.
Pandangan ke bawah yang menunjukan depresi atau kesedihan.
c. Regulator.
Kontok mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan
ketidaksediaan berkomunikasi.
d. Penyesuaian.
Kedipan mata yag meningkat letila seseorang berada dalam tekanan.
e. Affect
Display. Pembesaran pupil mata menunjukan peningkatan emosi. Isyarat wajah
menunjukan rasa takut, cemas, senang, dll.
2. Ada
hal-hal yang dapat kita perhatikan dan dapat dijadikan pedoman dalam memahami
komunikasi non verbal, diantaranya bahasa tubuh, sentuhan, parabahasa dan penampilan
fisik.
D.
RUJUKAN
Deddy
Mulyana. 2013.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosada
mintak ya kak bahanya,, ^_^
BalasHapus